Pasarwajo, (Humas Sultra) --- Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Sultra, Fesal Musaad menghadiri kegiatan Forum Kerukunan Antar Umat Beragama bagi Masyarakat Buton, Jumat, (27/11/2020) bertempat di Aula Kantor Bupati Buton.
Hadir dalam kesempatan tersebut Bupati Buton, La Bakry, Kepala Kemenag Kab. Buton, Mansur, Ketua FKUB Kab. Buton, Unsur Ketua MUI Prov. Sultra KH Djakri Nappu, serta rombongan pejabat lingkup Kanwil Kemenag Sultra yang sempat hadir dikegiatan tersebut.
Bupati Buton, La Bakry berterima kasih atas terselenggara kegiatan tersebut dalam membangun kerukunan umat beragama khususnya bagi masyakarat Buton.
Ia berharap bahwa kegiatan ini terus dilakukan dalam mendorong kerukunan dan toleransi serta moderasi beragama dipertahankan dan dipelihara oleh masyarakat Buton.
Sebelumnya, Kakanwil Kemenag Sultra, Fesal Musaad dalam sambutannya di forum dialog tersebut menjelaskan bahwa anugerah tuhan yang paling terbesar dimuka bumi ini adalah kedamaian.
Melihat akan dilaksanakannya pilkada di 7 kabupaten se Sultra yang sebentar lagi akan dilakukan, Fesal Musaad terus menyampaikan untuk selalu menebar kedamaian dan kebaikan ditengah-tengah penyelenggaraan pilkada.
"Jangan sampai pilkada membuat persatuan dan kesatuan kita terpecah belah. Karena kedamaian itu lebih penting dari pilkada," Ungkapnya.
"Sebab damai dan kedamaian itu pesan utama setiap agama, Kesejahteraan tidak akan terwujud apabila kita hidup dalam perpecahan dan kekacauan," tegas Kakanwil.
Fesal juga menyampaikan pentingya menebar kebaikan dengan sikap moderasi beragama. Ia melanjutkan jika moderasi beragama tercipta dengan 4 sikap ukhuwah.
"yakni Ukhuwah islamiyah, Ukhuwah insaniyah tentang persaudaraan sesama manusia kemudian ada juga Ukhuwah wathaniyah sampai pada ukhuwah alamiah. Dan sering saya katakan kalau 4 ukhuwah ini menjadi pedoman setiap muslim di Indonesia maka indonesia yang mayoritas muslim ini akan menjadi eksportir moderasi pusat laboratorium toleransi dunia," Urainya.
"Begitu pula di Kristen cinta kasih itu moderat, di Hindu konsep Ahimsa di Buddha juga begitu kesederhanaan Sidharta Gautama kemudian konfusianisme yang mengajarkan kita kebijaksanaan serta kearifan lokal yang ditanamkan oleh masyarakat Buton," tambah Kakanwil.
Berbicara mengenai moderasi, Fesal Musaad menjelaskan bahwa moderasi beragama itu tentang memberikan ruang kepada orang lain untuk untuk meyakini agamanya, disebutkannya dalam istilah umat islam umat pertengahan wasathiyah,
Olehnya, Kakanwil berharap para tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat bersama merubah wawasan masyarakat menjadi moderat saling menebar kebaikan untuk membantu mewujudkan visi misi kabupaten Buton.
"saya sangat mengharapkan tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat untuk membantu Bupati wujudkan Kabupaten Buton yang lebih baik, kehidupan keagamaan kebangsaan dan kemanusiaan pasti akan baik," tutupnya.
Sebanyak 60 peserta terdiri dari para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, para penyuluh, hadir dalam dialog membangun kerukunan antar umat beragama yang mengangkat tema peningkatan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.